Pilu! Bocah di Samarinda Jadi Korban Bullying, Dibanting lalu Ditindih hingga Kaki Patah
Dia juga menyayangkan respons awal pihak sekolah yang dinilai belum maksimal. Keluarga korban menyampaikan kepada TRC PPA bahwa pertemuan dengan pihak sekolah sudah dilakukan, namun belum menghasilkan kesepakatan yang memuaskan. Bahkan ada pernyataan dari pihak sekolah yang dianggap menyakitkan oleh keluarga.
Menyikapi kasus bullying di Samarinda yang berujung patah kaki ini, TRC PPA Kaltim sudah berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Samarinda. Koordinasi dilakukan agar ada langkah tegas dan terukur dari otoritas pendidikan. Mereka meminta kasus ini tidak diselesaikan secara tertutup tanpa mempertimbangkan keadilan bagi korban.
TRC PPA mendesak Kadisdik dan pihak sekolah menjadikan kasus ini sebagai perhatian serius dalam penanganan perundungan di lingkungan pendidikan.
"Kami harap pihak sekolah bersikap bijak untuk melindungi korban dan memberikan sanksi pembinaan yang memiliki efek jera kepada pelaku. Sekolah tidak boleh menormalisasi sedikit pun bentuk perundungan, baik verbal maupun fisik, apalagi yang berakibat fatal seperti ini," ucapnya.
Kasus bullying di Samarinda yang menimpa bocah 10 tahun ini diharapkan menjadi momentum evaluasi menyeluruh bagi sekolah, orang tua, dan pemerintah. Pengawasan, edukasi anti-bullying, serta penegakan aturan tegas dinilai penting agar kejadian serupa tidak terulang dan lingkungan belajar menjadi tempat yang aman bagi seluruh siswa.
Editor: Donald Karouw