Tarian Dayak Kalimantan, Ada Unsur Perang hingga Pengusir Roh Jahat

Tari giring-giring merupakan tari dayak yang berasal dari masyarakat suku dayak maanyan dari Kalimantan Tengah. Tarian ini sangat identik dengan rasa kegembiraan dan senang dan dilakukan dengan penuh sukacita.
Setiap penarinya akan memegang tongkat di tangan kiri dan di tangan kanan memegang bambu berisi kerikil. Kemudian para penari bakal menghentakkan tongkat tersebut ke permukaan lantai atau tanah, sehingga menghasilkan suara yang begitu khas.
Tarian ini biasanya dilakukan saat penyambutan tamu penting saat upacara adat dan juga untuk menutup musim panen yang menggembirakan.
Tari kancet lasan merupakan nama lain dari tari burung enggang. Tarian ini menggambarkan sosok dan kehidupan sehari-hari dari suku dayak kenyah yang mengagungkan suku ini sebagai salah satu bentuk pahlawan yang perlu dijunjung tinggi.
Berdasarkan kepercayaan warga suku dayak kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi dengan wujud yang menyerupai burung enggang.
Tarian ini juga sering dibawakan untuk menghormati nenek moyangnya. Tarian ini biasanya ditampilkan saat acara adat dengan pernak pernik yang khas, dengan ukiran yang ada di baju serta aksesoris yang dipakai serta anyaman bulu enggang yang digunakan yang dikepala tak luput dipakai dalam tarian ini.
Tarian ini berisikan tentang penolakan bala atau bencana agar selalu sehat dan terhindar dari segala macam penyakit yang menerpa para suku dayak. Selain itu, tarian belian bawo juga digunakan sebagai bentuk dalam membayar nazar seseorang terhadap apa yang dijanjikan ketika bernazar.
Tarian ini sekarang digunakan untuk menyambut para tamu undangan, pada acara adat, pernikahan dan acara penting lainnya dalam suku dayak. Tarian ini merupakan tarian khas dari suku dayak benuaq.
Editor: Kurnia Illahi