5 Wisata Religi di Kalimantan Timur, Nomor 3 Bisa Lihat Alquran Berusia 400 Tahun
Wisata religi di Kalimantan Timur ini terletak di Kota Samarinda. Majid Shiratal Mustaqiem menjadi salah satu destinasi wisata karena menyimpan Alquran berusia 400 tahun.
Berdiri pada 1881 masehi, masjid ini dibangun oleh pedagang muslim asal Pontianak, Said Abdurachman bin Assegaf. Selain tempat ibadah, masjid ini dilengkapi madrasah serta perpustakaan.
Keunikan masjid ini terletak pada arsitekturnya yang terbuat dari kayu ulin. Rangka bangunannya pun tidak menggunakan paku dan besi, namun pasak.
Banyak warga yang mendatangi wisata religi di Kalimantan Timur satu ini, yakni makam salah satu tokoh penting dalam cikal bakal pendirian Kota Samarinda, La Mohang Daeng Mangkona.
Namanya sangat termahsyur di kalangan urang etam di Samarinda. Pada 1668 lalu, La Mohang Daeng Mangkona dan beberapa penduduk Suku Bugis Wajo hijrah dari daerah asal mereka karena tidak mau tunduk dengan Perjanjian Bongaja.
Mereka meminta izin untuk menetap di Samarenda, nama asal Kota Samarinda, dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Akhirnya izin dikabulkan dengan syarat mereka membantu pasukan Kutai Kartanegara melawan penjajah pada masa itu.
Karena keberhasilan melawan penjajah, kesultanan akhirnya menghadiahi Daeng Mangkona dan rombongannya tempi Samarinda Seberang sebagai tempat bermukim. Hingga akhirnya dia bersama para pengkutnya mengembangkan Kota Samarinda menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan singgah.
Majid yang turut dikenal sebagai Masjid Madinatul Iman ini terletak di pusat Kota Balikpapan. Pembangunan tempat ibadah umat Muslim ini disebut berkiblat pada Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Maka tak heran, Masjid Madinatul Iman memiliki julukan Nabawi Van Balikpapan lantaran arsitektur yang mirip dengan Masjid Nabawi mulai dari payung-payung teduh, mihrab, dan mimbarnya.
Masjid itu memiliki lima menara, sebanyak empat di antaranya terletak di setiap sudut sementara satu sisanya dibangun terpisah.
Salah satu menara memiliki tinggi 68,2 meter. Tidak hanya berfungsi mempercantik tampilan masjid, namun menara tersebut juga dipakai sebagai tempat eksibisi dan pusat informasi dengan antena komunikasi setinggi 16,2 meter.
Editor: Rizky Agustian