PKBM Putri Karang Melenu: Dari Swadaya Keluarga, Kini Model Pendidikan Kesetaraan Nasional
TENGGARONG, iNews.id – Dua belas tahun lalu, di sebuah lahan hibah keluarga di Kecamatan Loa Kulu, berdiri sebuah lembaga pendidikan non-formal yang sederhana. Namanya PKBM Putri Karang Melenu.
Lembaga ini lahir dari keprihatinan, karena saat itu di Kutai Kartanegara (Kukar) dengan 18 kecamatan, hanya ada dua PKBM yang aktif.
Saipul Anwar, sang pendiri, ingat betul motivasi awalnya. “Dulu itu hanya ada dua PKBM. Kami jadi yang ketiga. Bahkan salah satunya sekarang sudah tidak aktif lagi. Jadi mau tidak mau, PKBM ini harus berdiri untuk menampung kebutuhan masyarakat yang tidak sempat sekolah,” ujarnya.
Program pertama yang digarap adalah pemberantasan buta aksara. Perlahan, kegiatan berkembang menjadi keaksaraan personal, usaha mandiri, hingga akhirnya pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C.
Seiring waktu, PKBM ini menjadi tempat ribuan warga menuntaskan mimpi yang sempat tertunda. Hingga kini, tercatat 5.720 peserta didik telah berhasil diluluskan.
Namun perjalanan PKBM tidak selalu mulus. Bertahun-tahun mereka bertahan dengan cara swadaya. Pada 2019, sebuah titik balik datang, PT Multi Harapan Utama (MHU), perusahaan tambang batubara di Kaltim, ikut turun tangan. Dukungan ini membuat roda operasional lebih stabil.
Editor: Rizqa Leony Putri