get app
inews
Aa Text
Read Next : PKBM Putri Karang Melenu: Dari Swadaya Keluarga, Kini Model Pendidikan Kesetaraan Nasional

Mengenal Perbedaan Suku Kutai dan Dayak yang Dulu Serumpun

Rabu, 09 November 2022 - 16:25:00 WIB
Mengenal Perbedaan Suku Kutai dan Dayak yang Dulu Serumpun
Mengenal perbedaan Suku Kutai dan Dayak yang dulu serumpun. (Foto: Suku Dayak/Ist)

JAKARTA, iNews.id - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman dan memiliki ribuan pulau yang dihuni dengan beragam suku. Salah satunya yakni Suku Kutai dan Dayak, yang merupakan suku asli di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Bukan itu saja, masih banyak suku-suku yang ada di Pulau Kalimantan ini, di antaranya Suku Banjar dan Suku Tidung, 

Namun, setiap suku di Kalimantan tentunya memiliki perbedaaan tersendiri, seperti Suku Kutai dan Dayak. Lalu apa perbedaannya?

Suku Kutai

Suku Kutai, atau Urang Kutai adalah salah satu dari rumpun suku dayak yaitu Dayak Ot Danum yang mendiami wilayah Kalimantan Timur yang mayoritas saat ini beragama Islam dan hidup di tepi sungai.

Pada awalnya, Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan. Suku Kutai berdasarkan jenisnya adalah termasuk suku Dayak Islam yang banyak menyerap nilai-nilai kebudayaan suku Banjar dan Melayu pesisir yang berada di Kalimantan Timur. 

Pada awalnya, Kutai bukanlah nama suku, akan tetapi nama tempat/wilayah dan nama Kerajaan tempat ditemukannya prasasti Yupa oleh peneliti Belanda. 

Menurut sejarahnya, semua suku yang ada di Kalimantan saling berhubungan dan berada dalam satu rumpun, hanya saja dikarenakan adanya perbedaan agama serta politik penguasaan membuat mereka terpecah menjadi suku yang berbeda dan mempunyai jenis kebudayaan yang berbeda pula.

Kutai menjadi nama suku akibat dari politik kepentingan penguasa saat itu yang berambisi menyatukan dua kerajaan yaitu Maharaja Aji Batara Agung Dewa Sakti Kertanegara dari jahitan layar yang berasal dari kutai lama dengan kerajaan Kutai Martadipura yang berasal dari Muara Kaman tujuan untuk memperbesar wilayah Kutai Kartanegara dan juga untuk menahan perluasan kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. 

Selama kekuasaan Kertanegara, sebagian masyarakat asli Borneo yang biasa disebut dengan masyarakat Dayak akhirnya bertransformasi menjadi masyarakat Kutai saat berdiam di wilayah Kekuasaan Kerajaan Kertanegara dan diharuskan mematuhi peraturan Penguasa.

Mereka yang menolak dan memiliki kesempatan melarikan diri akhirnya masuk ke pedalaman dan tetap menjadi Masyarakat Dayak. 

Karena Kutai merupakan suku yang mendiami daerah kota dan pesisir, maka pada masa kini telah terjadi proses asimilasi dengan suku-suku pendatang sehingga sudah mulai kehilangan ciri khasnya, berbeda dengan Suku Dayak yang sampai dengan sekarang masih memiliki ke khasan Kalimantan dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Suku Dayak

Nama Suku Dayak diberikan oleh penjajah Belanda yang menempati pulau Kalimantan saat melakukan ekspansi di pulau Borneo. Suku Dayak merupakan suku pedalaman yang tinggal di dekat aliran sungai di dalam hutan.

Karena itu, banyak suku Dayak yang dikenal dengan kebudayaan maritim atau bahari, karena mereka memiliki pekerjaan untuk nelayan di huluan sungai dalam mencari bahan baku makanan. 

Suku Dayak menjadi istilah untuk 200 sub kelompok lebih etnis suku yang umumnya tinggal di sungai atau pegunungan pedalaman bagian selatan dan tengah pulau Kalimantan. 

Menurut sejarah, suku ini pernah mendirikan suatu kerajaan yang akhirnya dikalahkan oleh kerajaan Majapahit. Ketika situasi kerajaan tersebut terpecah belah, banyak suku Dayak yang kemudian mengenal agama, seperti Islam, sehingga mereka lepas dari adat dan budaya Dayak dan membentuk suatu koloni baru, menjadi suku Melayu dan Banjar.

Juga masih banyak suku Dayak yang mengimani kepercayaan dan adatnya, kemudian kembali menempati wilayah kekuasaannya yakni di pedalaman hutan dan aliran sungai di Kalimantan. 

Suku Dayak memiliki 6 rumpun yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum- Ngaju, dan Rumpun Punan. 

Rumpun Dayak Punan merupakan subetnis suku Dayak yang paling lama mendiami pulau Kalimantan. Suku Dayak ini merupakan suku yang terkenal berani ulet, tangguh, berani dan gigih. 

Mereka biasa sekali survive di alam terbuka di pedalaman hutan Kalimantan, tanpa mengenal teknologi dan mereka memanfaatkan alam sebagai penopang dalam kehidupan mereka, agar bisa bertahan hidup. 

Keseharian Suku Dayak biasanya menyusuri sungai yang ada di pedalaman Pulau Kalimantan untuk mencari ikan, dan juga mereka menghasilkan barang-barang seperti gerabah, kapak, beliung dan tombak yang digunakan sebagai alat masak, alat berburu, dan juga alat mempertahankan diri dari serangan musuh yang menyerang.

Editor: Candra Setia Budi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut