Bacaan Niat I'tikaf di Masjid Lengkap dengan Tata Cara dan Amalannya
JAKARTA, iNews.id - Bacaan niat i’tikaf di masjid lengkap dengan tata cara dan amalannya. I'tikaf di masjid pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan sangat dianjurkan agar dapat meraih keutamaan dan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
Mengutip dari laman Nahdlatul Ulama, i'tikaf adalah ibadah dengan cara berdiam di dalam masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serupa dengan sholat, itikaf mengharuskan niat di awal kegiatan ibadah.
I’tikaf dilakukan secara sukarela yang bertujuan ingin dekat dengan Allah SWT. Hal tersebut tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 125 yang berbunyi:
وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Wa 'ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā'īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-'ākifīna war-rukka'is-sujụd
Artinya: (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, serta yang rukuk dan sujud (sholat)!"
Kesunnahan i'tikaf ini menurut jumhur ulama yakni di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Durasinya pun beragam boleh sebentar hanya satu jam maupun lama hingga satu hari. Dalam sebuah hadits diriwayatkan Siti Aisyah radhiallahu 'anha disebutkan bahwa Nabi SAW selalu beri'tikaf di 10 terakhir Bulan Ramadhan.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ
‘Aisyah ra bercerita bahwa: “Nabi saw (selalu) beri’tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mewafatkan beliau” (HR Bukhori & Muslim).
Seluruh ulama sepakat bahwa secara hukum asal, ibadah i’tikaf itu hukumnya sunnah. Namun bisa berubah menjadi wajib, manakala seseorang bernadzar untuk melakukannya.
نويت الاعتكاف في هذا المسجد لله تعالى
Latin: nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat I’tikaf di masjid ini karena Allah Ta’ala “
Editor: Komaruddin Bagja