JAKARTA,iNews.id- Beberapa tragedi runtuhnya Kesultanan Bulungan ini masih banyak yang tidak tahu. Kesultanan Bulungan berdiri di wilayah Provinsi Kalimantan Utara pada sekitar abad ke-16 masehi.
Bulungan adalah sebuah negeri yang makmur dan dikarunia wilayah dengan hasil alam yang melimpah. Riwayat kesultanan ini diwarnai banyak entitas asing, seperti Belanda dan Jepang yang saat itu menjajah Indonesia sebelum merdeka.
Saat itu, Kesultanan Bulungan memiliki kekuasaan wilayah administratif meliputi Bulungan, Tana Tidung, Malinau, Nunukan, Tarakan, bahkan hingga Jawi (kini Sabah) Malaysia. Di awal berdirinya, Datuk Mencang didapuk untuk memimpin Kesultanan Bulungan. Masa kepemimpinannya itu berlangsung dari tahun 1555 hingga 1594.
Hingga, Kesultanan Bulungan dikelola dengan sistematis pada abad 18 masehi. Sebab, pemimpin Kesultanan Bulungan telah menyandang predikat resmi yaitu Sultan seperti lazimnya di aturan kerajaan
Saat Jepang mundur dari Indonesia akibat perang dunia membuat Bulungan dan seluruh kesultanan di bagian timur Kalimantan berada dalam kekuasaan tentara sekutu dan NICA.
Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Belanda, wilayah Bulungan menerima status sebagai Wilayah Swapraja Bulungan atau "wilayah otonom" di Republik Indonesia pada tahun 1950, yaitu Daerah Istimewa setingkat kabupaten pada tahun 1955. Sultan terakhir, Jalaluddin, meninggal pada tahun 1958.
Kesultanan Bulungan dihapuskan secara sepihak pada tahun 1964 dalam peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Tragedi Bultiken (Bulungan, Tidung, dan Kenyah) dan wilayah Kesultanan Bulungan hanya menjadi kabupaten yang sederhana.
Adapun, tragedi runtuhnya Kesultanan Bulungan ini dinamai Tragedi Bultiken. Tragedi pembantaian itu dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Letnan B.Simatupang, atas perintah Pangdam IX Mulawarman saat itu yaitu Brigadir Jenderal Suhario terhadap para petinggi dan keluarga kerajaan Kesultanan Bulungan, serta aksi pembakaran istana Bulungan dan penjarahan serta perampasan harta benda milik Kesultanan Bulungan yang juga dilakukan oleh para tentara tersebut.
Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait