Sementara itu, Andrew Hayim De Vriesi mengatakan penggunaan teknologi pengolahan sampah makanan ini dapat juga diterapkan di Kalimantan.
"Jadi proses pengomposan itu sangat sederhana. Saya telah mengerjakan proyek ini selama kurang lebih 15 tahun," ujarnya.
Dia mengatakan proyek ini memiliki banyak keuntungan. Salah satunya sebagai media memperluas edukasi lingkungan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Dia menyebutkan biaya produksi pengolahan sampah di Australia bisa mencapai 35.000 hingga 40.00 Dollar.
"Tergantung pada strukturnya, jika dibangun di sini mungkin lebih murah. Jadi proyek ini sebenarnya dibuat agar bisa direlokasi dengan mudah," tuturnya.
Editor : Dita Angga Rusiana
Artikel Terkait