Seni menenun kain ulap doyo telah ada sejak masa Kerajaan Kutai yang masih mengaplikasikan pembedaan strata sosial. Ulap doyo diperkirakan muncul sebelum abad ke-17.
Saat masa Kerajaan Kutai, motif yang dipakai pada kain tenun ulap doyo dimanknai sebagai identitas sosial seseorang. Seperti motif jaunt nguku yang biasa digunakan kaum mantiq atau bangsawan.
Sementara kalangan rakyat biasa menggunakan motif waniq ngelukng. Golongan marantikaq biasa menggunakan motif ini.
2. Kain Manik
Kain main merupakan seni rupa terapan terbuat dari manik-manik. Manik-manik bermacam-macam warna dirangkai menjadi satu hingga berbentuk kain.
Biasanya, manik-manik yang digunakan berwarna terang, seperti merah, kuning, hijau, putih, dan hitam. Lantas manik-manik yang telah berbentuk kain disulap menjadi beragam kerajinan seperti tas, topi, hingga pakaian.
Suku Dayak memandang, warna-warna terang merupakan lambang keharmonisan. Sehingga warna terang acap kali ditemukan pada seni-seni khas suku Dayak.
Dulu, manik-manik biasa digunakan sebagai penghias ranjang pengantin kesultanan pada masa Kerajaan Kutai Kartanegara.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait