get app
inews
Aa Text
Read Next : Teks Khutbah Jumat Minggu Terakhir Bulan Safar: Rebo Wekasan Menurut Islam

Teks Khutbah Jumat Setelah Idul Adha, Melanjutkan Spirit Kurban

Kamis, 20 Juni 2024 - 20:29:00 WIB
Teks Khutbah Jumat Setelah Idul Adha, Melanjutkan Spirit Kurban
Ribuan umat Islam melaksanakan shalat Jumat di Masjid Istiqlal. (Foto: Ant)

Lanjutan Khutbah I

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Ibadah qurban, sesungguhnya mengandung hikmah yang dalam. Ia mengandung dimensi spiritual, sekaligus dimensi sosial. Ia mendekatkan hamba kepada Allah SWT, sekaligus membuatnya peduli pada sesama.

Dengan daging yang dibagikannya kepada orang miskin sebagai bentuk meringankan beban dan menggembirakan mereka, daging qurban juga boleh dibagikan kepada orang yang kaya untuk melembutkan hati mereka, dengan harapan mereka pun terpanggil untuk mensantuni sesama sekaligus mengokohkan keimanannya.

Jika hikmah seperti itu dicapai dengan qurban, dengan menyembelih hewan seperti unta, sapi dan kambing dan membagikannya kepada sesama, sesungguhnya spirit yang sama juga harus kita miliki; baik kemarin ketika Idul Adha kita berqurban atau tidak. Spirit untuk peduli pada sesama, spirit untuk menebar kemanfaatan kepada manusia, spirit untuk mengurbankan sesuatu yang berharga demi kejayaan agama.

Spirit kurban harus dilanjutkan pada setiap masa, setiap bulan, setiap satuan waktu kehidupan. Karenanya, selain kata adhiyah atau qurban, dalam Islam kita juga dikenalkan kata at-tadhiyah atau pengorbanan. Spirit qurban yang dilanjutkan dalam setiap fragmen kehidupan itu tidak lain adalah at-tadhiyah; pengorbanan.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Abdul Halim Mahmud, salah seorang ulama besar Timur Tengah, dalam kitabnya Rukn At-Tadhiyah menjelaskan bahwa dijadikannya pengorbanan (at-tadhiyah) sebagai salah satu sunnah Islam dalam empat poin utama:

Pertama, bahwa setiap langkah dalam beramal karena Islam selalu membutuhkan pengorbanan atau disunnahkan adanya pengorbanan di sana jika tidak sampai pada tataran kewajiban. Kedua, bahwa antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) tampak jelas keterkaitannya. Hubungannya sangat kuat karena keduanya merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah.

Ketiga, bahwa masing-masing antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) mewujudkan adanya tolong menolong antara kaum muslimin, menyatukan dan melindungi mereka.

Keempat, bahwa masing-masing antara adhiyyah (qurban) dan at-tadhiyyah (pengorbanan) keduanya menghasilkan kebaikan bagi pelakunya.

وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ

Artinya: dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan (QS. Al-Hajj [22]: 77)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Sejak Islam dikumandangkan, sejak Muhammad diangkat sebagai Nabi dan Rasulullah, sejak saat itu pula sejarah pengorbanan dimulai. Baik pengorbanan harta, pengorbanan waktu, pengorbanan fikiran, hingga pengorbanan nyawa dilalui oleh generasi pertama umat ini.

Lihatlah Rasulullah bersama ibunda kaum mukminin Khadijah r.a. yang semula termasuk orang yang paling kaya di Makkah, mereka hidup sederhana karena harta-hartanya digunakan untuk bekal dakwah. Juga menyelamatkan kaum mukminin dan menolong mereka yang kekurangan. Abu Bakar juga demikian. Sahabat terkemuka ini membebaskan budak muslim dengan uangnya sendiri.

Bilal adalah salah satunya. Demikianlah pengorbanan harta senantiasa mengiringi langkah generasi pertama umat ini, baik dalam periode Makkiyah maupun Madaniyah.

Pengorbanan waktu juga dilakukan oleh seluruh sahabat. Tidak satu pun diantara mereka yang memeluk Islam kecuali setelah itu segera mengorbankan waktunya untuk mendakwahi orang lain. Tidak satu pun diantara mereka yang memeluk Islam kecuali setelah itu segera mengorbankan waktunya untuk membela agama yang mulia ini.

Para sahabat juga mencurahkan segala potensi akalnya untuk memperjuangkan Islam dan memberikan kemanfaatan kepada sesama. Maka kita kenal nama Salman Al Farisi yang membawa ide pertahanan parit saat pasukan ahzab hendak menyerbu Madinah. Jadilah perang itu disebut perang khandaq.

Ada Khalid bin Walid, meskipun masuk Islamnya belakangan, ia berjasa besar bagi Islam. Kekuatan pikirannya dicurahkan untuk merancang strategi perang hingga kaum muslimin selalu mendapatkan kemenangan di bawah komandonya.

Bahkan pengorbanan nyawa juga menjadi hal yang mudah dijumpai pada generasi pertama umat ini. Mulai dari Sumayyah dan suaminya yang menjadi syuhada pertama karena dibunuh kafir Quraisy lantaran tidak mau kembali kepada jahiliyah. Tidak terhitung banyaknya jumlah syuhada sejak perang badar, uhud, khandaq, dan perang-perang berikutnya. Karakter para sahabat itu adalah menyambut seruan jihad dengan siap mengorbankan nyawa mereka; menjadi syuhada fi sabilillah.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut