get app
inews
Aa Text
Read Next : Tahun 2023, Luwu Timur Targetkan Stunting Turun di Angka 14,6 Persen

Tahun 2023, Pemprov Kalteng Targetkan Vaksinasi PMK 50.000 Ternak

Selasa, 31 Januari 2023 - 11:11:00 WIB
Tahun 2023, Pemprov Kalteng Targetkan Vaksinasi PMK 50.000 Ternak
Pemprov Kalteng menargetkan pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada tahun 2023 ini menyasar 50.000 ekor ternak. (Foto: Ilustrasi vaksinasi PMK/Ist)

PALANGKA RAYA, iNews.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) menargetkan pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada tahun 2023 ini menyasar 50.000 ekor ternak yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo.

"Kita harapkan dengan vaksinasi ini bisa menguatkan kekebalan agar ternak terhindar dari PMK," katanya, Senin (30/1/2023).

Target yang ditetapkan ini sebagai sinergi sekaligus dukungan terhadap upaya pemerintah pusat dalam percepatan capaian vaksinasi PMK.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan vaksin kurang lebih 32 juta dosis yang siap untuk seluruh ternak rentan terhadap PMK, baik dosis pertama, dosis kedua dan booster.

"Saya kira ini sebuah gerakan yang sangat baik. Kita juga berharap dukungan semua pihak untuk bersama-sama melaksanakan gerakan ini sehingga Kalteng bebas dari PMK," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti mengatakan, hewan ternak yang menjadi sasaran vaksinasi PMK adalah hewan ruminansia atau pemamah biak, di antaranya seperti sapi, kerbau, hingga kambing.

"Kalteng tahun ini menargetkan 50.000 ekor, sebab pada 2022 sudah mencapai 54.000 ekor," ujarnya.

Untuk mengoptimalkan pendataan dan penandaaan, kata dia, akan dibentuk tim pada masing-masing kabupaten dan kota di Kalteng.

"Kami juga bersinergi dengan veteriner Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan terkait pelaksanaan kesehatan hewan, kita sangat intensif, jika ada kejadian, langsung kita laporkan," ujarnya.

Dia menambahkan, hal lain yang juga perlu diwaspadai saat ini adalah masuknya Lumpy Skin Disease (LSD), yakni penyakit pada sapi atau kerbau yang lebih mengerikan, sebab penampakannya seperti kutil atau cacar.

"Kita juga sudah bekerja sama dengan karantina pertanian, sehingga dalam memberikan pertimbangan teknis untuk memasukkan sapi yang berasal dari daerah-daerah endemi penyakit itu kita stop," ungkapnya.

Editor: Candra Setia Budi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut