Sejarah Kerajaan Kutai, Masa Kejayaan dan Peninggalannya
JAKARTA, iNews.id - Sejarah Kerajaan Kutai menjadi bagian penting dalam perjalanan panjang Indonesia. Dahulu, Indonesia masih bernama Nusantara memiliki banyak kerajaan.
Ada kerajaan Islam, Hindu hingga Buddha. Kerajaan Majapahit yang terkenal sangat besar dengan wilayah kekuasaan hampir seluruh wilayah Indonesia.
Ditambah Malaysia, Brunei, Singapura dan sebagian Filipina hingga Kerajaan Aceh yang menjadi salah satu kerajaan islam terkuat dan terbesar karena memiliki sumber daya alam yang melimpah dan armada laut yang tangguh.
Kalimantan, daerah di Indonesia yang menjadi saksi bisu berdirinya kerajaan Kutai, yakni kerajaan Hindu pertama sekaligus tertua di Indonesia memegang peran penting dalam menyebarkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya serta kepercayaan Hindu hingga menyebar ke seluruh penjuru Nusantara.
Kerajaan Kutai memiliki sejarah yang kuat, bahkan sebelum abad keempat masehi. Pada abad ke-4 masehi, Kutai dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di daerah Kalimantan Timur. Dalam prasasti Yupa dijelaskan, Raja Kudungga dikenal sebagai pendiri Kerajaan Kutai.
Dalam prasasti juga disebutkan, Raja Kudungga memiliki seorang anak laki-laki bernama Aswawarman yang kemudian menggantikan ayahnya dan menjabat sebagai raja kedua Kerajaan Kutai.
Aswawarman memiliki tiga anak laki-laki, di antaranya Mulawarman kemudian menjabat sebagai raja dan mampu membawa Kerajaan Kutai hingga mencapai puncak kejayaannya.
Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Mulawarman yang dikenal sebagai sosok baik hati, tegas dan kuat.
Mulawarman kerap melakukan upacara besar dengan mempersembahkan ribuan ekor sapi untuk kaum Brahmana di Waprakeswara yaitu tempat suci. Upacara besar tersebut menggabungkan unsur agama Hindu dan budaya Indonesia.
Dia juga menerapkan upacara Vratyastoma untuk naik ke kasta Ksatria dan menunjukkan kemampuan intelektualnya yang tinggi. Di masa pemerintahan Raja Mulawarman perekonomian kerajaan berkembang pesat, terutama pada sektor perdagangan dan pertanian.
Pada aspek sosial, ketika itu muncul kalangan berpendidikan yang menguasai bahasa sanskerta dan huruf pallawa. Golongan tersebut dikenal dengan nama Brahmana dan Ksatria.
Editor: Kurnia Illahi