Resmi Digelar, YRRC 2025 Jadi Laboratorium Karakter Generasi Muda Kukar

TENGGARONG, iNews.id – Ribuan pelajar berseragam Palang Merah Remaja (PMR) memadati Lapangan Parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Jumat (3/10/2025). Mereka datang bukan hanya untuk berebut piala, melainkan untuk menguji mental, kedisiplinan, hingga rasa kemanusiaan.

Inilah wajah Youth Red Cross Competition (YRRC) 2025, ajang yang digadang sebagai laboratorium karakter generasi muda Kutai Kartanegara. Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono yang membuka acara menegaskan, esensi YRRC ada pada nilai yang melekat di setiap peserta.

Baca Juga

Ziarah ke Makam Raja Kutai, Bupati Kukar: Tenggarong Punya Ruh Sejarah dan Budaya

“Di sinilah mental, kedisiplinan, kerja sama tim, dan jiwa kesatria ditempa. Kemenangan hanyalah bonus. Pengalaman, persahabatan, dan nilai kemanusiaan yang dibawa pulang adalah kemenangan sejati,” ucapnya.

YRRC bukan acara rutin belaka. Selama empat hari (2–5 Oktober 2025), para peserta dari 69 sekolah, mulai tingkat Mula (SD), Madya (SMP), hingga Wira (SMA)—akan diuji lewat tujuh materi pokok kepalangmerahan. Pertolongan pertama, siaga bencana, hingga kerja sosial, semuanya dirancang sebagai simulasi dunia nyata bagi seorang relawan.

Baca Juga

Bupati-Wabup Kukar Tepati Janji, 42 Ribu Siswa Terima Seragam Gratis BOSKab

Ketua PMI Kukar, Ismed menyebut kompetisi ini sebagai ajang pembekalan yang berkelanjutan. “Kami ingin memastikan para anggota PMR tidak hanya terampil, tetapi juga siap mengabdi di masyarakat,” ujarnya.

Ketua PMI Kalimantan Timur, Sayid Irwan yang turut hadir, memuji langkah PMI Kukar. Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi contoh di tingkat provinsi. “Di tengah zaman yang makin individualistis, kegiatan ini menghidupkan kembali nilai kemanusiaan. Itulah yang harus terus dijaga,” katanya.

YRRC 2025 ditutup dengan penampilan simbolis dari PMR Mula SDN 11 Tenggarong. Namun gema acara ini diproyeksikan lebih jauh: membentuk sumber daya manusia yang berkarakter. “Menumbuhkan soft skill anak-anak adalah investasi yang tak boleh berhenti,” ujar panitia. 

Editor: Rizqa Leony Putri