Kelahiran Rasulullah bahkan memadamkan api-api sesembahan Kaum Majusi di Persia yang selama ribuan tahun tak padam.
Tiang-tiang Istana Raja Qisra Romawi roboh, dan berhala-hala di pelataran Kakbah retak.
Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Robiul-Awal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikit pun.
Saat itu, Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Kakbah.
Sayyidah Aminah yang sedang menunggu kelahiran Sang Nabi dikejutkan dengan kehadiran empat perempuan mulia, yakni Siti Hawa, Siti Sarah, Asiyah dan Siti Maryam. Mereka menyampaikan kabar gembira kepada ibunda Nabi.
Di malam itu, seluruh alam raya bergembira dan bershalawat dengan bahasa dan cara yang berbeda beda.
Menurut Imam al-Suyuthi seperti dikutip mui.or.id, raja pertama yang memperingati Maulid Nabi SAW atau hari kelahiran Rasulullah SAW dengan perayaan yang meriah luar biasa adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l. 549 H. – w.630 H.)
Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah saw.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNewsKaltim di Google News