Awang Faroek Ishak Berpulang, Bapak Pembangunan Kalimantan Timur

JAKARTA, iNews.id - H Awang Faroek Ishak tokoh politik yang dikenal sebagai 'Bapak Pembangunan Kutai Timur dan Kalimantan Timur' menghembuskan napas terakhir di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Kota Balikpapan, Minggu (22/12/2024) pukul 21.00 WITA. Kabar duka mengejutkan berbagai pihak, termasuk Bupati Kutai Timur H Ardiansyah Sulaiman yang sedang kunjungan kerja di Kecamatan Muara Bengkal.
“Atas nama pribadi, pemerintah, dan masyarakat Kutai Timur, saya menyampaikan duka cita mendalam. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan,” ujar Ardiansyah dikutip dari laman Pemkab Kutai Timur, Senin (23/12/2024).
Awang Faroek Ishak dikenal sebagai tokoh yang meletakkan fondasi pembangunan di Kabupaten Kutim dan Provinsi Kaltim. Semasa hidup, dia tidak hanya berperan sebagai pemimpin birokrasi tetapi juga sebagai figur politik yang gigih dalam memperjuangkan pembangunan daerah.
Awang Faroek Ishak lahir di Tenggarong, 31 Januari 1948. Almarhum merupakan anak ke-11 dari pasangan Awang Ishak dan Dayang Johariah, dua tokoh Pamong Praja di Kaltim. Pendidikan dasar hingga menengahnya ditempuh di Tarakan dan Tenggarong, sebelum melanjutkan ke Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP Malang.
Dia meraih gelar sarjana pada 1973. Kemudian melanjutkan pendidikan hingga menyandang gelar Magister Manajemen (1997) dan Magister Ketahanan Nasional dari Universitas Indonesia (1998).
Karier akademiknya mengantarkan Awang menjadi dosen di Universitas Mulawarman dan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Dia bahkan pernah mendapatkan gelar profesor tamu dari Universitas Victoria, Melbourne, Australia.
Awang Faroek memulai kariernya di Kantor Gubernur Kaltim pada 1973. Dia menjabat sebagai Pembantu Rektor III Universitas Mulawarman pada 1978 dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada 1982.
Di dunia politik, Awang pernah menjadi anggota DPR/MPR RI selama dua periode (1987-1997). Pada tingkat daerah, dia menjadi Pelaksana Tugas Bupati Kutai Timur (1999-2000) sebelum terpilih sebagai Bupati definitif untuk dua periode (2000-2008).
Prestasinya di tingkat lokal membawanya ke kursi Gubernur Kaltim yang dijabat selama dua periode (2008-2018). Setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur, Awang Faroek kembali menjadi anggota DPR RI pada 2019-2024. Namun, perolehan suara pada Pemilu 2024 menunjukkan penurunan yang menjadi akhir perjalanan politiknya.
Sejak 2014, Awang Faroek didiagnosis menderita Bell’s Palsy, gangguan saraf yang menyebabkan kelumpuhan sebagian otot wajah. Kondisi ini kerap disalahartikan sebagai stroke ringan.
Meski demikian, Bell’s Palsy berbeda karena tidak memengaruhi fungsi anggota tubuh lain dan tidak bersifat permanen. Dalam keterbatasannya, Awang tetap aktif menjalankan tugas politik hingga akhir hayatnya.
Almarhum smepat dirawat di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Kota Balikpapan hingga dinyatakan meninggal, Minggu (22/12/2024) pukul 21.00 WITA.
Jenazah Awang Faroek Ishak akan dimakamkan di tanah kelahirannya, Tenggarong, Senin (23/12/2024) hari ini. Kabar ini membawa duka mendalam bagi masyarakat Kaltim, yang kehilangan salah satu putra terbaiknya.
Nama Awang Faroek Ishak akan selalu dikenang sebagai tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk pembangunan Kutim dan Kaltim. Program-program strategisnya seperti pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas pendidikan telah membawa banyak perubahan positif bagi daerah ini.
Selamat jalan, Bapak Pembangunan Kalimantan Timur. Semoga segala amal dan dedikasimu menjadi bekal terbaik di sisi-Nya
Editor: Donald Karouw