7 Penyakit Kulit akibat Diabetes yang Sering Dialami, Nomor 5 Tidak Ada Obatnya

JAKARTA, iNews.id - Penyakit kulit akibat diabetes umumnya sering dialami bagi para penderitanya, bahkan penyakit tersebut muncul secara tanpa sadar. Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah pada tubuh. 

Diabetes bisa menyerang setiap bagian tubuh, termasuk kulit. Penderita diabetes banyak mengalami kelainan pada kulitnya yang dipengaruhi oleh diabetes yang terjadi pada satu waktu dalam hidup penderitanya. 

Baca Juga

Catat, 10 Makanan Untuk Penderita Diabetes

Dalam beberapa kasus, masalah kulit merupakan tanda awal seseorang terserang penyakit diabetes. 

Berikut penyakit kulit akibat diabetes: 

1. Infeksi bakteri pada kulit

Baca Juga

Cegah Risiko Diabetes, Terapkan Pola Hidup Sehat hingga Intervensi Farmakoterapi

Siapa saja bisa terkena penyakit kulit akibat infeksi pada bakteri, namun pada kasus ini, penderita diabetes lebih rentan terkena infeksi bakteri. 

Infeksi bakteri pada kulit yang paling dihindarkan bagi penderita penyakit diabetes adalah bisul infeksi kuku. 

Baca Juga

5 Cara Mengobati Diabetes pada Wanita, Nomor 4 Harus Rutin Dilakukan

Penyakit ini menyebabkan kulit akan terasa panas, nyeri, merah, dan bengkak. Pengobatan untuk penyakit ini adalah dengan cara perawatan oleh krim ataupun pil antibiotik.

2. Infeksi jamur 

Baca Juga

5 Makanan Pengganti Nasi untuk Penderita Diabetes, Rendah Gula dan Kaya Serat

Infeksi jamur yang paling rentan dialami oleh penderita diabetes adalah Candida Albicans. Jamur tersebut memiliki bentuk seperti ragi yang bisa menimbulkan ruam merah dan gatal, bahkan dikelilingi oleh lepuh dan sisik kecil. 

Infeksi jamur ini biasanya akan ditemukan di area yang lembab dan hangat, seperti ketiak atau di antara jari-jari kaki. 

Baca Juga

7 Gejala Diabetes Bisa Dilihat dari Kaki

Infeksi jamur lainnya yang sering terjadi pada penderita diabetes adalah kurap, gatal pada selangkangan, kutu air, dan infeksi jamur pada vagina. 

3. Kulit gatal 

Kulit yang gatal bisa saja disebabkan oleh banyak hal. Namun, bagi para penderita diabetes, penyakit seperti infeksi jamur, kulit yang kering, dan peredaran darah yang buruk bisa menjadi akar masalahnya. 

Jika aliran darah buruk merupakan penyebabnya, maka area yang mengalami rasa gatal terdapat pada kaki bagian bawah. 

4. Rusaknya saraf neuropati 

Rusaknya saraf neuropati sering dialami oleh penderita diabetes. Biasanya para penderita akan kehilangan sensasi pada kakinya. 

Sebagai contoh, bila penderita sengaja melukai pada bagian kakinya, mungkin para penderita diabetes tidak dapat merasakan sakit pada kakinya tersebut. 

5. Vitiligo 

Vitiligo merupakan masalah kulit yang tidak memiliki obat sebagai cara penyembuhannya. 

Penyakit ini merupakan suatu penyakit di mana sel-sel kulit yang membuat melanin dihancurkan. 

Para penderita vitiligo merasakan pada tubuhnya terdapat bercak yang tak teratur, dan bercak tersebut muncul pada bagian tangan, wajah, maupun dada. 

Penyebab terjadinya vitiligo masih belum bisa dipastikan, namun para ahli percaya kondisi tersebut merupakan kondisi autoimun seperti diabetes tipe satu.

6. Lepuh diabetik 

Lepuh diabetik sering terjadi di area punggung tangan, jari kaki, kaki, bahkan terkadang pada bagian lengan bawah. 

Meskipun kondisi ini jarang terjadi, namun terkadang para penderita diabetes bisa mengalami lepuh diabetik ini. 

Lepuh diabetik ini menyerupai kulit yang terkena luka bakar. Lepuh ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. 

Lepuh diabetik biasanya akan sembuh dengan sendirinya secara perlahan-lahan dalam kurun waktu beberapa minggu. 

7. Xanthomatosis Erupsi 

Urutan terakhir penyakit kulit akibat diabetes adalah xanthomatosis erupsi yaitu terdapatnya benjolan yang kencang, berwarna kuning seperti kacang. 

Benjolan ini memiliki lingkaran merah di sekelilingnya dan akan terasa sangat gatal. Penyakit ini biasanya ditemukan di area punggung tangan, kaki, lengan, dan bokong. 

Itu dia penyakit kulit akibat diabetes yang sering dialami bagi para penderitanya.

Editor: Candra Setia Budi