37 Titik Panas Terdeteksi di Kaltim, Tersebar di 4 Kabupaten

BALIKPAPAN, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 37 titik panas di Kalimantan Timur (Kaltim). Titik panas itu tersebar di empat kabupaten yakni Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Berau.
"Sebaran titik panas itu langsung kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida
Sebelumnya, kata dia, pada Selasa (18/4/2023) pihaknya juga mendeteksi 15 titik panas yang tersebar pada tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Timur ada 2 titik, Kabupaten Kutai Barat ada 8 titik, dan Kabupaten Kutai Kartanegara terdeteksi 5 titik panas.
Sedangkan 37 titik panas yang terdeteksi hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Titik panas itu tersebar di empat kabupaten, yakni di Kutai Barat ada empat titik, Kutai Kartanegara dua titik, Kutai Timur 20 titik, dan Kabupaten Berau terdeteksi 11 titik.
Rinciannya adalah empat titik yang terpantau di Kutai Barat, semuanya berada di Kecamatan Jempang, kemudian dua titik yang terpantau di Kutai Kartanegara, keduanya berada di Kecamatan Loa Kulu. Semua titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Sebanyak 20 titik yang terpantau di Kabupaten Kutai Timur, tersebar pada lima kecamatan, yakni 10 titik di Kecamatan Bengalon, tiga titik di Kecamatan Kaubun, tiga titik di Sangatta Utara, Kecamatan Sangkulirang dan Teluk Pandan masing-masing terdeteksi dua titik.
Dia mengatakan, sebenarnya bulan ini masih masuk musim hujan, namun memiliki peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla).
Agar tidak terjadi karhutla, dia mengajak semua pihak untuk saling menjaga dan waspada.
"Kami mengimbau semua elemen untuk sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak bermain api, tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar," ujarnya.
Editor: Candra Setia Budi