BALIKPAPAN, iNews.id - Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengusung konsep forest city atau Kota Rimba berkelas dunia. Sekitar 75 persen lahannya akan ditutupi hutan dan hanya 25 persen yang dijadikan kawasan tempat tinggal, perkantoran serta area kebutuhan hidup manusia lainnya.
Kepala Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Hidayat mengatakan, dengan luasan IKN yang mencapai 100.000 hektare, diperlukan sekurangnya 15 juta pohon. Karena bagian dari proyek pembangunan IKN juga persemaian bibit di Mentawir, Kecamatan Sepaku.
“Kami akan tanam kembali pohon-pohon endemik asli tempatan,” ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) tersebut, Sabtu (21/1/2023).P
Persemaian tersebut diketahui luasnya 30 hektare. Di lokasi persemaian akan disiapkan antara lain bibit pohon ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri), pohon-pohon balak (Dipterocarpaceae) seperti bangkirai atau balau (Shorea laevis) yang bila dewasa kelak tingginya bisa mencapai 70 meter.
Terpisah, pengiat dan pemerhati lingkungan Agus Bei sekaligus penerima penghargaan Kalpataru dari Balikpapan mengatakan, pohon-pohon mangrove seperti Rhizopora Mucronata, Rhizopora Apiculata, Avicennia, Sonneratia, Bruguiera telah terbukti menjadi kawasan pelindung Graha Indah dan memberi jasa lingkungan hingga menjadi tempat kunjungan wisata.
“Saya mengingatkan agar bagian yang ada di Teluk Balikpapan jangan dilupakan. Ada kawasan hutan mangrove yang juga menjadi habitat banyak spesies penyangga keseimbangan alam,” katanya.
Mangrove Center di Graha Indah ini melindungi kawasan perumahan dari terpaan angin kencang di Teluk Balikpapan dan menjadi peneduh saat matahari terik. Hutan mangrove seluas 100 hektare itu juga menjadi kawasan pemijahan ikan, habitat buaya dan bekantan (Nasalis larvatus) dan tempat kunjungan wisata.
Karena itu, dia sangat berharap banyak pada pembangunan dan keberadaan IKN Nusantara di Sepaku, Penajam Paser Utara.
“Dari yang kami ketahui, konsep IKN akan forest city itu sudah terbukti di Balikpapan, maka itu layak ditunggu penerapannya pada skala lebih besar selevel ibu kota negara,” kata Agus.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait