Para ilmuwan sendiri sebenarnya sudah mensurvei spesies-spesies berbeda dari semut unik ini sejak 1935.
Namun, karena kekurangan bukti, tim Museum Sejarah Alam Wina, Universitas Teknik Wina, dan lembaga lain akhirnya melakukan perjalanan ke Asia Tenggara, ke Kalimantan, Malaysia, dan Thailand.
Kemudian, di sanalah para ilmuwan ini menemukan spesies meledak ini.
Semut juga dikenal karena kerja samanya dengan sesama koloni. Namun, demi koloninya, mereka juga mau mengorbankan diri sendiri. Mereka mau menyerahkan hidupnya untuk melindungi koloni.
Jika merasa terancam dengan serangga predator, semut ini akan melakukan harakiri dengan cara meledakkan diri sendiri. Mereka meledakkan dinding perutnya sehingga keluar cairan mematikan predator serangga itu.
Editor : Candra Setia Budi