JAKARTA, iNews.id - Puasa Dzulhijjah sebelum Idul Adha kini memasuki hari ketiga bertepatan dengan hari Kamis, salah satu waktu dianjurkan puasa sunnah. Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah sekaligus puasa Senin-Kamis, lengkap dengan penjelasannya.
Puasa 9 hari pertama dalam bulan Dzulhijjah merupakan amalan yang disunnahkan. Meski dalam Al-Qur'an disebutkan tentang keistimewaan 10 pertama malam bulan Dzulhijjah, tetapi untuk puasanya yang disunnahkan hanya 9 hari saja. Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi SAW melaksanakan puasa Dzulhijjah mulai tanggal 1-9.
Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi صلى الله عليه وسلم , mereka berkata, “Rasulullah SAW biasa berpuasa sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa senin pertama dan juga hari kamis di setiap bulannya”.
Ustaz Hanif Luthfi Lc dalam bukunya berjudul "Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, puasa sunnah seperti puasa 9 hari di Bulan Dzulhijjah bisa digabung bersamaan dengan puasa sunnah lainnya ketika bersamaan dalam satu hari.
Sebagaimana puasa 9 hari pertama bulan Dzulhijjah bisa diniatkan bersama dengan puasa Dawud atau puasa Senin-Kamis. Apalagi puasa 9 pertama bulan Dzulhijjah juga tak disyaratkan harus 9 hari berturutturut.
Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah. Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawwal seperti ta’yin dalam shalat rawatib’.
Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya. Tetapi kalau seseorang berniat puasa lain di waktu-waktu tersebut, maka ia telah mendapat keutamaan sunah puasa rawatib tersebut. Hal ini serupa dengan shalat tahiyyatul masjid.
Karena tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apa pun niat puasanya.
Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Puasa Senin Kamis
فِى شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ
وَعَنْ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ ِللهِ تَعَالَى
Arab-Latin: Nawaitu Shouma Ghadin 'An adaai sunnati Fii Syahri Dzilhijjah wa an shouma yaumal khamisi lillahi Ta'alaa
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Bulan Dzulhijjah esok hari dan puasa hari Kamis karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Dzulhijjah Dibaca Kapan
Niat Puasa Dzulhijjah boleh dibaca pada pagi atau siang hari jika terlupa niat pada malam hari dengan catatan belum makan dan minum sejak pagi lalu terbersit keinginan untuk berpuasa.
Sedangkan pada puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha dan puasa kaffarah atau puasa nadzar wajib dilakukan pada malam hari sebelum masuk waktu shubuh.
Istilah yang sering digunakan adalah tabyitunniyah, atau memabitkan niat. Maksudnya, di malam hari seseorang sudah harus berniat bahwa besoknya dirinya akan melaksanakan puasa.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait