Ribuan warga Kabupaten Kutai Kartanegara tampak duduk berbanjar di halaman Museum Mulawarman dalam tradisi Beseprah. (Foto: dok iNews/Dzulfikar Ash)

Hidangan yang disajikan berasal dari sumbangan berbagai elemen: warga, organisasi masyarakat, badan usaha milik daerah, hingga keluarga Kesultanan. Semuanya dikumpulkan lalu dibagi rata tanpa membedakan status sosial. “Ini simbol persatuan dan pelayanan kepada rakyat,” ujar Aulia.

Beseprah sendiri sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari Erau sejak ratusan tahun lalu. Dahulu, tradisi ini digelar di halaman Kedaton Kutai Lama untuk merayakan momen-momen penting kerajaan. Kini, dia berevolusi menjadi pesta rakyat yang melibatkan semua lapisan masyarakat.

Tahun ini, ribuan peserta tumpah ruah memenuhi halaman museum, menjadikan Beseprah salah satu agenda paling ramai dalam kalender Erau 2025.

Dalam narasi Erau, Beseprah menempati ruang penting. Jika Belimbur dimaknai sebagai penyucian diri, maka Beseprah adalah lambang kebersamaan dan kesetaraan antara pemerintah dan rakyat.

“Intinya, melalui Beseprah ini kita ingin menegaskan bahwa pemerintah selalu hadir untuk melayani rakyat. Apa yang tersedia di depan kita, itulah yang kita nikmati bersama dalam semangat persatuan,” ucap Aulia.


Editor : Rizqa Leony Putri

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network