“Nelayan di Kukar ini sulit nyari minyak. Kondisinya sekarang ini harga ikan turun, minyak kosong lagi. Kami para nelayan ini sama semua keluhannya sama. Sama sekali tidak kebagian BBM,” ujarnya.
Dijelaskan Ramli, kondisi tersebut sudah terjadi selama berbulan-bulan. Beberapa nelayan bahkan memutuskan berhenti mencari ikan, lantaran merugi dan kesulitan mencari BBM. Jika pun ada, harganya mahal.
“Kalau sudah langka, otomatis harganya naik. Makin sulit lagi kami, mana sekarang ikan ini harganya murah,” sebutnya. Beragam upaya yang telah dilakukan untuk mendapatkan BBM. Para nelayan bahkan menempuh puluhan kilo meter, mendatangi tiap SPBU. Alij-alih mendapatkan BBM, mereka kerap tidak dilayani karena dilarang membeli menggunakan jeriken.
“Kami ke SPBU bawa jeriken disangka mau jual bensin eceran, akhirnya tidak bisa juga padahal ngantre berjam-jam dari desa ke kota. Kami dari desa pakai motor, jauh juga menhabiskan minyak. Serba salah,” kata Riduan warga Kota Bangun.
Mereka sudah berupaya meminta bantuan pemerintah setempat, namun hingga kini harga BBM tetap tinggi. “Ya kalau mau ngeluh BBM, sudah dari dulu. Bahkan di sampai ngeluh di facebook segala, tapi belum ada tanggapan pemerintah,” kata Riduan warga Kota Bangun.
Editor : Agus Warsudi
kutai kartanegara di kutai kartanegara kukar Kabupaten Kukar bbm mahal bbm langka kapal nelayan kampung nelayan
Artikel Terkait