Bagi warga sekitar, Abu dikenal sebagai dermawan yang rutin membantu memperbaiki fasilitas umum, mulai dari jalan hingga masjid.
“Bapak selalu bilang, rezeki itu harus kembali ke masyarakat,” kata Rusli, yang juga kakak dari Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin.
Meski niat mereka tulus, keluarga Abu menyadari tak semua orang memandangnya dengan cara yang sama. “Kalau pun ada yang menganggap ini salah, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada niat lain selain menunaikan nazar yang sudah bertahun-tahun kami simpan untuk kampung halaman,” kata Rusli.
Nazar itu sendiri lahir dari rasa syukur dan kerinduan mendalam kepada tanah kelahiran. “Ini janji kepada Allah dan masyarakat, bukan janji politik. Nazar itu harus dipenuhi, walau kadang orang tidak memahami,” ujarnya.
Tudingan di media sosial tidak mengurangi semangat keluarga Abu untuk terus berbuat baik. “Kami berharap masyarakat bisa melihat niat tulus kami ini dengan hati yang terbuka. Politik datang dan pergi, tapi kepedulian dan kebaikan harus tetap berjalan,” tutur Rusli.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait