Puluhan Orang di Sampit Diduga Keracunan Makanan, 1 Tewas

SAMPIT, iNews.id - Sebanyak 84 orang di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng) keracunan kue ipau. Bahkan, satu orang tewas.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, 84 korban keracunan itu terdiri dari laki-laki 33 orang dan perempuan 51 orang.
Dia menjelaskan, pasien berumur kurang dari lima tahun sebanyak lima orang, umur di atas lima tahun 66 orang dan lansia 13 orang.
Pasien berasal dari lima kecamatan yaitu Mentawa Baru Ketapang 24 orang, Baamang 48 orang, Kota Besi 5 orang, Cempaga 3 orang dan Antang Kalang 4 orang.
Sementara, pasien yang dirujuk ke RSUD dr Murjani sebanyak 25 orang dan saat ini masih ada 11 orang yang dirawat.
Sedangkan pasien yang ditangani di puskesmas sebanyak 21 orang dan sisanya ditangani mandiri di rumah karena gejalanya ringan.
"Mudah-mudahan tidak bertambah lagi dan ini yang terakhir. Kondisi pasien secara umum alhamdulillah sudah bagus dan alhamdulillah kasusnya juga sudah bisa dikendalikan," katanya.
Kasus keracunan kue tersebut mulai mencuat pada Rabu (29/3/2023) malam setelah satu per satu warga yang mengonsumsi kue itu dilarikan ke RSUD dr Murjani Sampit dengan gejala umum yang sama seperti mual, muntah, buang air besar, nyeri perut dan demam.
Mereka mengonsumsi kue yang sama dan dibeli di tempat yang sama yaitu di salah satu penjual kue Ramadhan di Jalan Usman Harun Kelurahan Baamang Hilir Kecamatan Baamang.
Bahkan ada warga yang membeli secara online dan ada pula yang datang langsung ke tempat penjualan tersebut.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dengan memeriksa sampel sisa kue di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), menunjukkan terdapat bakteri Escherichia coli atau E. Coli dan Salmonella.
Dua bakteri inilah yang menyebabkan puluhan orang yang mengonsumsi tersebut menjadi keracunan.
"Dalam tubuh kita juga terdapat E. Coli, tapi dalam batas normal. Yang tidak normal ini karena keduanya (bakteri) itu ada dimakanan," ujarnya.
Menurutnya, munculnya kontaminasi bakteri tersebut bisa disebabkan karena proses penyimpanan maupun pengolahan yang tidak bersih dan sehat. Bahkan saat pengambilan sampel, sudah terlihat perubahan warna.
"Mungkin proses penyimpanan kurang bagus, barang kali juga dibeli sudah lama, dimasukkan ke kulkas sehingga di dalam kulkas itu berkembang bakteri. Kontaminasi E. coli itu kemungkinan dari air, sedangkan salmonella itu dari daging dan sayuran," jelasnya.
Namun, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel oleh BBPOM yang memeriksa bahan digunakan serta proses pembuatannya.
Dengan ditemukannya dua jenis bakteri itu, sudah dapat menjadi gambaran bahwa para korban memang keracunan usai mengonsumsi kue ipau tersebut.
Diketahui, korban meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit sehingga petugas belum sempat memberikan pertolongan.
Terkait tindakan terhadap pembuat sekaligus penjual kue tersebut, kata dia, pihaknya telah melarang pemilik kembali menjual jenis kue ipau.
Sementara itu, tindakan lainnya atas kejadian itu dilakukan oleh instansi lain sesuai kewenangan masing-masing.
"Bahkan yang punya warung itu juga sudah pernah diberi penyuluhan keamanan pangan. Ini terjadi mungkin ada hal yang kurang bagus, khususnya dalam pengolahan dan bahan pangan sehingga musibah ini terjadi," ujarnya.
Editor: Candra Setia Budi