Patung Naga Erau 2025, Simbol Kekuatan Budaya dari Kutai Kartanegara

TENGGARONG, iNews.id – Persiapan pembuatan patung naga untuk perayaan Erau 2025 resmi dimulai. Tim khusus yang dipimpin oleh Kepala Tukang Patung Naga Erau, Encek Iswan, telah memulai pengerjaan pada Selasa (2/9/2025).
Patung naga ini menjadi salah satu elemen paling ikonik dalam rangkaian tradisi tahunan yang akan digelar pada 21 September 2025 mendatang. Encek Iswan menjelaskan, patung naga kali ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami, antara lain balok kayu berukuran 5x7 dan 5x10, rotan, kain kuning, serta kain berwarna-warni sebanyak 14 macam.
Patung tersebut terdiri dari dua figur naga, laki-laki dan perempuan, yang dibedakan melalui bentuk mahkota. Masing-masing memiliki panjang 17 meter, dengan ukuran badan naga laki-laki sekitar 80 cm dan naga perempuan 85 cm.
Salah satu tahapan tersulit dalam pengerjaan adalah pemasangan sisik naga. Proses ini memakan waktu hingga lima hari, menggunakan kain warna-warni berukuran panjang 20 cm dan lebar 10 cm. Setiap susunan sisik harus memiliki warna berbeda untuk menghasilkan tampilan yang indah.
“Memasang sisik itu butuh kesabaran dan ketelitian, karena tiap warna harus berbeda agar tampilan naga terlihat megah,” katanya.
Namun, pembuatan patung naga bukan sekadar pekerjaan teknis. Di balik prosesnya, terdapat nilai adat dan spiritual yang dijunjung tinggi. Setiap kali kepala dan ekor patung dipasang, dilakukan prosesi adat penaburan beras kuning oleh Sultan Ing Martadipura Kutai Kartanegara. Ritual ini diyakini membawa kelancaran sekaligus restu dari leluhur.
“Kami juga menambahkan sesajen karena dipercaya roh sudah mengisi patung tersebut. Api sesajen harus tetap menyala hingga hari pelepasan patung naga ke Sungai Mahakam,” tuturnya.
Dalam pengerjaan patung naga ini, sebanyak 40 orang terlibat, dengan pembagian 20 orang untuk masing-masing patung. Tradisi pembuatan patung naga Erau telah mereka jalani secara konsisten sejak 2010. Biasanya, pengerjaan membutuhkan waktu 7 hingga 15 hari, tergantung jadwal acara. Tahun ini, persiapan berjalan lebih santai karena waktu masih cukup panjang.
Puncak dari seluruh rangkaian Erau adalah prosesi pelepasan patung naga ke Sungai Mahakam. Pada tahap ini, kepala dan ekor naga dipisahkan dari badan, sementara badan patung yang diturunkan ke sungai.
Kepala dan ekor patung digunakan kembali untuk tahun berikutnya. Saat ini, kepala dan ekor naga yang dipakai berusia sekitar 25 tahun dan direncanakan akan diganti dengan yang baru tahun depan setelah dilakukan pengukuran oleh pihak kesultanan.
Lebih dari sekadar karya seni, patung naga Erau adalah simbol budaya sekaligus lambang kekuatan dan keberanian masyarakat Kutai Kartanegara. Nilai spiritual dan adat yang melekat menjadikan patung naga sebagai warisan budaya yang terus dijaga secara turun-temurun.
“Kami berharap patung naga Erau 2025 dapat menjadi simbol kekuatan dan keberanian, sekaligus menjaga tradisi dan budaya Kutai Kartanegara agar tetap hidup dan dihargai oleh generasi mendatang,” ujar Encek Iswan.
Editor: Rizqa Leony Putri