Mengenal Benua Etam Kalimantan Timur, Sejarah, Luas Wilayah dan Hasil Alam
JAKARTA, iNews.id - Kalimantan Timur yang punya julukan Benua Etam merupakan provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur. Daerah ini berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Sulawesi.
Wilayah Kaltim sebelum dimekarkan dengan Kalimantan Utara merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua. Luasnya saat itu mencapai 194.489 km persegi yang hampir sama dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8 persen dari total luas wilayah Indonesia.
Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di Nusantara. Ibu kota provinsi ini di Kota Samarinda.
Secara umum, wilayah Kaltim dahulunya mayoritas hutan hujan tropis. Daerah ini punya sejarah panjang kerajaan tertua di Indonesia.
Seperti Kerajaan Kutai, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Berau. Di pusat-pusat kerajaan tersebut berkembang bahasa serumpun yang memiliki benang merah dari leluhur bahasa yang sama yaitu rumpun bahasa Melayik.
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki 8 provinsi, yaitu: Sumatera, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku dan Sunda Kecil.
Pada masa pergerakan kemerdekaan (1945-1949), Indonesia mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda yang membentuk sejumlah negara-negara boneka dalam wilayah negara Indonesia. Wilayah Kalimantan Timur baru bergabung ke dalam Negara Republik Indonesia secara resmi pada 10 April 1950.
Sebelumnya pada awal 1950, rakyat Kaltim dalam wadah koalisi Front Nasional yang dipimpin Abdoel Moeis Hassan menuntut penghapusan swapraja-swapraja alias empat Kesultanan yang ada di Kaltim serta menuntut agar Federasi Kaltim bergabung ke RI.
Kala itu, Federasi Kaltim warisan Van Mook berada dalam kedaulatan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) bukan RI. Pemerintahan Federasi Kaltim merupakan gabungan Kesultanan Kutai, Sambaliung, Gunung Tabur, Bulungan, plus neoswapraja Pasir.
Tuntutan Front Nasional dipenuhi pemerintah lokal dan pusat. Berturut-turut: Februari, 10 Maret dan 16 Maret; Dewan Kaltim, Federasi Kaltim, dan Residen Kaltim meminta Pemerintah RIS mewujudkan tuntutan rakyat Kaltim. Pada 19 Maret, Pemerintah RI setuju. 24 Maret Presiden RIS juga setuju.
Penggabungan Kaltim ke wilayah RI dilakukan dalam upacara serah-terima dari Pemerintah RIS kepada Pemerintah RI. RIS diwakili Aji Raden Afloes (Plt Residen Kaltim). Adapun RI diwakili Dr Moerdjani (Gubernur Kalimantan). Bertindak sebagai saksi, Menteri Dalam Negeri Soesanto Tirtoprodjo.
Penggabungan Kaltim ke RI tercatat dalam sejarah sebagai daerah pertama di luar Jawa dan Sumatra usai Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menggabungkan diri ke wilayah RI. Status wilayah kaltim pada awal bergabung ke RI hingga 6,5 tahun kemudian adalah keresidenan di bawah Provinsi Kalimantan yang beribu kota di Banjarmasin.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR mengesahkan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang menjadi 9 wilayah. Pada bulan Mei 2013 Kabupaten Mahakam Ulu dimekarkan dari Kutai Barat sehingga kabupaten dan kota di Kalimantan Timur menjadi 10 wilayah.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, kaltimprov.go.id, Kaltim memiliki luas wilayah daratan 127.267,52 km2 dan luas pengelolaan laut 25.656 km2 dengan ibu kota Samarinda.
Kaltim dibagi menjadi 7 kabupaten, 3 kota, 107 kecamatan dan 1.032 desa/kelurahan. Tujuh kabupaten dan tiga kota di Kaltim, yakni Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Bontang dan Kota Samarinda.
Hasil sumber daya alam sebagian besar diekspor keluar negeri sehingga Kaltim merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor pertambangan dan kehutanan.
Hasil tambang Kaltim di antaranya minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang sedang berkembang yakni agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten di Kaltim mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit.
Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, dan Pulau Kumala di Tenggarong
Saat ini, wilayah Kaltim tepatnya di Kecamatan Samboja dan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) dengan ibu kota Nusantara.
Editor: Donald Karouw