Keunikan Tari Hudoq dari Kalimantan Timur, Apa Saja?
JAKARTA, iNews.id - Keunikan Tari Hudoq dari Kalimantan Timur yakni dari pakaian yang digunakan para penarinya yang menggunakan topeng dan kostum. Tari Hudoq adalah tarian tradisional suku Dayak Modang yang terdapat di beberapa kecamatan di Kabupaten Kutai Timur.
Dikutip dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Hudoq merupakan tarian sakral yang erat kaitannya dengan prosesi ritual atau upacara adat.
Hudoq sendiri termasuk golongan kesenian barongan. Sebab, para penarinya menggunakan topeng dan kostum
Lalu, apa saja keunikan Tari Hudoq dari Kalimantan Timur ini?
Menggunakan topeng dan kostum
Keunikan Tari Hudoq ini yang pertama yakni para penarinya menggunakan topeng dan kostum khusus.
Saat menari, para penari Hudoq menggunakan topeng yang menyerupai binatang buas dan terbuat dari kayu.
Tubuh mereka ditutupi dengan daun pisang, daun kelapa, atau daun pinang. Masing-masing penari itu akan memunculkan karakter tokoh-tokoh Hudoq.
Topeng hudoq sendiri terbuat dari kayu khusus, seperti Jelutung, Pelay, atau Kemiri yang ringan dan tahan lama.
Menyampaikan permohonan
Dalam pelaksanaannya, Hudoq diawali dengan Sakaeng Ngaweit, yakni ritual monolog kepada Hudoq yang bertujuan untuk menyampaikan permohonan.
Setelah itu, sekelompok ibu/perempuan dewasa menari dan melantunkan syair, membentuk arak-arakan di sepanjang jalan menuju rumah adat (lamin adat atau Maeso Puen).
Tari Hudoq berkaitan dengan usaha perladangan, pencapaian hasil yang maksimal, peningkatan kesejahteraan, serta penciptaan suasana damai, tenteram dan harmonis antara manusia dengan alam.
Dilakukan selesai menanam padi
Menurut tradisi, Tari Hudoq biasanya diadakan setiap selesai menugal (menanam padi) di ladang September-Oktober setiap tahun.
Maknanya, memohon berkat Tuhan agar padi yang ditanam nanti menghasilkan bulir yang berlipat-lipat hingga membawa kemakmuran bagi masyarakat.
Secara turun-temurun, festival itu digelar berpindah-pindah dari desa ke desa lain setiap tahun.
Dilakukan secara spontan
Hudoq ditarikan dengan komposisi melingkar, keluar dan masuknya penari dilakukan secara spontan, tidak ada aturan khusus.
Kemampuan para penarinya dalam menghayati dan melakoni tokoh-tokoh hudoq sangat penting, karena mereka berperan seolah-olah sebagai mediator dari kekuatan gaib yang diharapkan pertolongannya.
Editor: Candra Setia Budi