5 Hewan di Kalimantan Timur yang Keadaannya Nyaris Punah, Nomor 1 Mamalia Hidup di Air
JAKARTA, iNews.id - Hewan di Kalimantan Timur yang keadaannya nyaris punah cukup beragam. Sebagian besar didominasi oleh jenis mamalia.
Berikut deretan hewan di Kalimantan Timur yang keadaannya nyaris punah, dirangkum iNews.id dari berbagai sumber, Rabu (19/10/2022).
Pesut Mahakam menjadi salah satu hewan di Kalimantan Timur yang keadaannya nyaris punah. Hewan mamalia yang memiliki nama latin Orcaella brevirostis ini hidup di air tawar.
Pesut Mahakam biasa ditemui di Sungai Mahakam di Kalimantan Timur atau pun Sungai Kapuas di Kalimantan Barat.
Hewan ini memiliki tubuh yang tegap, lurus, dan bulat. Umumnya, mamalia ini berwarna putih disertai abu-abu muda hingga tua.
Kepalanya membulat dan memiliki moncong seperti lumba-lumba. Namun, moncong pesut Mahakam jauh lebih pendek dibanding lumba-lumba.
Meski kini terancam punah, pesut Mahakam diklaim bisa bertahan hidup hingga usia 30 tahun. Organ reproduksinya pun akan matang pada tahun ketiga.
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999, pesut Mahakam merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi.
Hewan ini juga dilindungi berdasarkan International United of Conservation Nature and Natural Resources (IUCN). Berdasarkan lembaga konservasi internasional ini, pesut Mahakam dinyatakan sebagai satwa yang kritis dan terancam punah alias critically endangered species.
Burung enggang Kalimantan memiliki ciri khas unik dengan bentuk balung besar pada bagian kepala yang menyerupai gading.
Termasuk salah satu jenis burung bertubuh besar, burung enggang Kalimantan memiliki panjang tubuh bervariasi antara 65-170 cm. Bobotnya bisa menyentuh hingga empat kg lebih.
Adapun burung jantan memiliki warna bulu yang lebih mencolok dan ukuran tubuh yang lebih besar daripada betina. Hampir di seluruh tubuh burung ini tertutup berbagai warna bulu, di antaranya hitam, abu-abu, putih, dan sedikit variasi warna lain (kuning dan merah) pada bagian kulit leher, kepala, dan lingkar mata.
Masyarakat Dayak menganggap burung enggang sebagai lambang kesucian dan kekuatan. Burung ini bahkan dijadikan perantara Suku Dayak untuk berkomunikasi dengan leluhur.
Masyarakat di Suku Dayak turut memercayai roh yang melindungi Pulau Kalimantan sering menampakkan diri sebagai burung rangkong raksasa, yang karib dikenal sebagai Panglima Burung.
Daftar merah IUCN menyatakan seluruh jenis burung enggang di Indonesia dalam kategori dilindungi. Satu di antar 13 jenis yang ada di Tanah Air berada dalam status Critically Endangered (CR) atau terancam punah, tiga jenis berstatus Vulnerable (VU) atau dalam kondisi rentan, empat jenis berstatus Near Threatened (NT) atau dalam kondisi hampir terancam, serta lima jenis lainnya berstatus Least Concern (LC); belum masuk daftar satwa terancam punah.
Hewan di Kalimantan Timur yang keadaannya nyaris punah ini mudah dikenali karena memiliki hidung yang besar dan panjang, serta bulu berwarna cokelat kemerahan.
Bekantan memiliki ciri khas yang mencolok selain hidungnya yang besar. Perbedaan fisik antara betina dan jantan menjadi salah satu daya tarik hewan ini.
Pada primata berjenis kelamin laki-laki memiliki hidung yang lebih besar dibanding betina. Saking besarnya, bekantan jantan harus mendorong hidungnya agar bisa memasukkan makanan ke mulutnya.
Populasi bekantan saat ini diperkirakan hanya menyentuh sekitar 20.000 ekor yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan. Tak heran bekantan dinyatakan sebagai salah satu primata yang dilindungi.
Data red list IUCN mengemukakan, bekantan termasuk dalam status terancam alias endangered.
Hewan di Kalimantan Timur yang keadaannya nyaris punah selanjutnya adalah macan dahan. Hewan ini dikenal sebagai salah satu pemangsa terbesar di Kalimantan.
Macan dahan memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan macan tutul. Hewan ini mempunyai perpaduan warna antara cokelat terang dan gelap serta totol-totol yang berwarna hitam.
Akan tetapi, bentul totol-totol pada macan dahan cenderung lebih besar dibanding macan tutul.
Saat ini, populasi macan dahan memprihatinkan. Jumlahnya semakin menurun pesat sehingga dikategorikan oleh IUCN dengan status vulnerable (rentan).
Satwa ini termasuk ke dalam Appendix I CITES, yang artinya segala bentuk perdagangan internasional dilarang.
Kucing merah atau Pardofelis badia adalah kucing liar endemi Pulau Kalimantan. Kucing ini memiliki ciri khas buntutnya yang panjang serta warna bulu merah terang. Sehingga tak heran hewan ini dinamakan sebagai kucing merah.
IUCN mengklasifikasikan spesies hewan endemi hutan ini sebagai terancam punah karena penurunan populasi yang diperkirakan lebih dari 20 persen pada 2020 karena kehilangan habitat. Jumlah populasi efektif hewan ini diperkirakan kurang dari 2.500 ekor kucing dewasa.
Editor: Rizky Agustian