Bolos Sekolah Sambil Pesta Miras, 9 Pelajar di Balikpapan Dihukum Cuci Kaki Orang Tua

BALIKPAPAN, iNews.id - Sebanyak sembilan pelajar di Balikpapan Timur, Kalimantan Timur, diamankan polisi. Mereka diamankan saat bolos jam sekolah sambil menggelar pesta minuman keras (Miras) di kawasan Pantai Nelayan, Kelurahan Manggar Baru, Rabu (26/10/2022).

Kapolsek Balikpapan Timur Kompol Imam Syafii mengatakan, diamankannya kesembilan pelajar tersebut berawal adanya laporan dari masyarakat yang melihat mereka sedang minum miras. 

Baca Juga

Bubarkan Pesta Miras Malam Hari di Mongkonai, Polres Kotamobagu Pastikan Warga Istirahat Tenang

Mendapat laporan itu, sambungnya, melalui Bhabinkamtibmas Manggar Baru pihaknya langsung mendatangi lokasi. Saat di lokasi, mereka kepergok tengah asik menenggak miras oplosan dan berkumpul masih mengenakan seragam sekolah. 

Selanjutnya, usai mendata pihak Polsek Balikpapan Timur memanggil para orang tua dari kesembilan pelajar yang diamankan, serta memanggil pihak sekolah. 

Baca Juga

Tersangka Pembunuh Anak Perempuan di Cimahi Pesta Miras Sebelum Beraksi

Dihukum cuci kaki orang tua
 
Untuk memberi efek jera serta pembinaan, kesembilan pelajar itu diminta membasuh kaki orang tua mereka lalu meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka lagi.

Isak tangis dari para pelajar tersebut terlihat saat mereka satu per satu meminta maaf di hadapan orang tua mereka. 

Baca Juga

Isak Tangis 77 Pemuda di Pelukan Orang Tua Usai Dibebaskan karena Pesta Miras

“Kami meminta kepada anak-anak untuk meminta maaf secara langsung kepada para orang tua masing-masing sambil membasuh kaki dan itu mereka lakukan, ini sebagai bentuk pembinaan," kataya 

Diakuinya, cara seperti itu direspons positif orang tua para pelajar tersebut. 

Baca Juga

RSUD Panembahan Senopati Bantul Pastikan Satu Pasien Korban Pesta Miras Sudah Membaik

"Orang tua yang kami panggil responsnya baik dan menyambut positif," ungkapnya.
 
Selanjutnya usai dilakukan pendataan, oleh petugas kesembilan pelajar tersebut diperbolehkan untuk pulang.

Editor: Candra Setia Budi