get app
inews
Aa Text
Read Next : Perayaan Idul Adha 1445 H, Keraton Solo Gelar Upacara Adat Grebeg Besar 

5 Upacara Adat di Kalimantan Timur, Nomor 3 Dipersembahkan untuk Sultan

Kamis, 29 Desember 2022 - 17:53:00 WIB
5 Upacara Adat di Kalimantan Timur, Nomor 3 Dipersembahkan untuk Sultan
Upacara erau, salah satu upacara adat di Kalimantan Timur. (Foto: Istimewa/Indonesia.go.id)

JAKARTA, iNews.id - Upacara adat di Kalimantan Timur menarik untuk dibahas. Sebab, Suku Dayak yang menghuni Pulau Kalimantan dikenal sebagai suku yang memiliki beragam tradisi dan upacara adat.

Berikut pembahasan mengenai upacara adat di Kalimatan Timur, sebagaimana iNews.id rangkum dari berbagai sumber, Rabu (28/12/2022).

Daftar Upacara Adat di Kalimantan Timur

1. Upacara Erau

Upacara adat di Kalimantan TImur yang pertama dibahas yakni erau. Tradisi ini biasa digelar setiap tahun di Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Secara etimologis, erau berasal dari bahasa Kutai, eroh, yang berarti ramai, ribut, riuh, atau suasana penuh sukacita. Bahasa itu kemudian diserap karena upacara erau melibatkan banyak orang yang sedang bersukacita dan bersifat sakral.

Erau diyakini pertama kali dilaksanakan saat upacara tijak tanah dan mandi ke tepian saat Raja Kutai Kartanegara, Aji Batara Agung Dewa Sakti, masih balita. Upacara ini juga disebut digelar saat Aji Batara diangkat menjadi raja pada 1300.

Sejak saat itu, erau diasosiasikan dan digelar setiap penggantian raja Kutai Kartanegara. Seiring berkembangnya zaman, erau juga digelar untuk pesta rakyat sebagai tanda terima raja terhadap warganya yang telah mengabdi.

Meski era kerajaan telah berakhir sejak 1960, upacara erau tetap dilestarikan. Kini erau menjelma jadi pesta rakyat dan festival budaya untuk memeringatai hari jadi Tenggarong.

2. Upacara Belian

Belian merupakan salah satu upacara adat di Kalimantan Timur. Upacara ini berkaitan dengan ritual penyembuhan terhadap orang yang sakit.

Penyebutan belian berasal dari kata belian yang merujuk kayu keras dan tahan lama. Upacara ini biasa dilakukan Suku Dayak Banuaq.

Suku tersebut menyebut upacara ini dengan sebutan belian bawo. Kata bawo memiliki arti bukit atau gunung.

Masyarakat Suku Dayak melaksanakan upacara belian untuk menyelidiki penyebab hingga menyembuhkan seseorang dari penyakit yang diderita.

Apabila hasil penyelidikan penyakit disebabkan amarah makhluk halus, maka proses penyembuhan dilakukan dengan meminta maaf dengan memberikan sajian kepada makhluk halus tersebut.

3. Upacara Beluluh

Upacara adat di Kalimantan Timur berikutnya yaitu beluluh. Upacara ini dilakukan untuk menyucikan Sultan Kutai Kartanegara. Penyucian dilakukan untuk membebaskan Sultai Kutai Kartanegara dari kejahatan yang terlihat maupun tidak.

Sultan akan didudukkan pada tilam kasturi saat upacara dimulai. Setelah itu, sultan menaiki balai bambu dengan menginjak pusaka batu tijakan. 

Selanjutnya, sultan duduk pada bagian tertinggi balai di bawah ikatan daun beringin. Dia juga dipayungi selembar kain kuning yang disebut kirab tuhing.

Prosesi berlanjut pada tepong tawar. Dewa atau pengabdi ritual lantas memercikkan air kembang ke sekeliling sultan.

Sultan juga akan membasuh kepala menggunakan air tersebut. Setelahnya Dewa menaburkan beras.

Prosesi tepong tawar dilanjutkan dengan menarik ketikai lepas. Ketikai Lepas merupakan anyaman yang terbuat dari daun kelapa.

Sultan akan memegang salah satu ujung dari anyaman tersebut, sementara ujung lainnya ditarik oleh tamu kehormatan yang diundang. Prosesi ini pun jadi penutup upacara beluluh.

4. Upacara Kwangkai

Upacara adat di Kalimantan Timur selanjutnya yakni kwangkai. Upacara ini dilakukan untuk mengenang arwah leluhur.

Upacara diawali dengan menyembelih babi dan ayam. Dara kedua hewan ternak itu lalu dipercikkan ke penjuru arena, termasuk kayu ulin berbentuk patung yang disebut mblontang.

Setelahnya, kerbau akan diikatkan ke patung mblontang itu. Para warga pun berbondong-bondong menombak atau menebaskan mandau ke tubuh kerbau hingga mati.

Akan tetapi, warga tak diperbolehkan menebas atau menombak kerbau secara sembarangan. Tusukan atau tebasan harus tepat pada lokasi tubuh kerbau yang sudah ditentukan.

5. Upacara Ngehawa'k

Upacara adat di Kalimantan Timur selanjutnya yakni ngehawa'k. Upacara ini merupakan tradisi yang dilakukan dalam pernikahan dua warga Dayak.

Mempelai pria wajib menyediakan benda-benda adat untuk pengantin perempuan. Banyaknya benda yang mesti ditampilkan tergantung keturunan mempelai. 

Masyarakat Dayak juga menganut hukum adat dalam upacara ini. Konsekuensi harus ditanggung kedua mempelai apabila terjadi perceraian.

Bentuk hukuman adat yang dibebankan tergantung tingkat kesalahan kedua belah pihak. Bisa berupa denda atau pun hukuman lainnya.

Itu lah deretan upacara adat di Kalimantan Timur. Tradisi seperti yang telah dibahas tentunya perlu untuk terus dilestarikan sebagai identitas Suku Dayak maupun Kalimantan Timur.

Editor: Rizky Agustian

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut