BERAU. iNews.id – Viral di media sosial emak-emak di di depan minimarket Jalan Kampung Cina, Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang diduga meninggal karena antre minyak pada, Sabtu (12/3/2022). Terkait hal tersebut, Kapolres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono mengatakan korban meninggal bukan karena antre minyak goreng.
“Dari keterangan sebelumnya, kami menegaskan bahwa korban meninggal bukan karena mengantre minyak, namun karena penyakit asmanya kambuh,” ujarnya dikutip dari situs resmi Polres Berau, Senin (14/3/2022).
Korban berjalan kaki dari rumahnya menuju minimarket yang hanya berjarak kurang lebih 85 meter.
“Pada pukul 07.00 WITA sebelum keluar rumah, korban sempat mengeluhkan kepada suaminya bahwa ia mengalami sakit di dada,” ungkapnya.
Namun, sesampainya disana, diduga penyakit asma korban kambuh hingga membuatnya merasakan sakit di dadanya.
“Saat korban sampai di halaman depan minimarket, korban terduduk dan jatuh pingsan, diduga karena penyakit asma korban kambuh,” jelasnya.
Dia mengatakan korban sudah lama menderita penyakit asma. Menurutnya sejak awal menikah tahun 2000, korban telah berulang kali menjalani pengobatan.
“Korban pun segera ke rumah sakit. Tetapi ditengah perjalanan, korban meninggal dunia,” bebernya.
Dari pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan visum terhadap jenazah korban dan telah dibuatkan surat pernyataan tidak keberatan.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya.
Sementara itu, suami korban, Budianto, yang juga ikut dalam konferensi pers tersebut, meneteskan air mata. Dia mengaku sedih dengan pemberitaan istrinya meninggal akibat mengantre minyak goreng.
“Kami sekeluarga sedih sekali, jika kematian istri saya dikaitkan dengan antrean minyak goreng,” bebernya.
Budianto menambahkan, hal itu ditakutkan dapat memengaruhi mental anaknya.
“Istri saya memang memiliki riwayat penyakit asma. Tidak mungkin dia mau ikut berdesakkan apalagi ikut minyak goreng seperti itu. Memang sudah biasa dia jalan pagi untuk mencari sarapan,” tuturnya.
Dia berharap, kematian istrinya tidak dikait-kaitkan dengan mengantre minyak goreng. Pasalnya, dirinya merasa hal tersebut dapat membuat pengaruh buruk bagi keluarganya.
Editor : Dita Angga Rusiana
Artikel Terkait