SAMARINDA, iNews.di – Kasus malnutrisi masih terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). N Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyebut kasus tersebut masih dalam ambang batas ringan.
"Berdasarkan laporan yang masuk secara berjenjang dari puskesmas, masih ada ditemukan warga yang kurang gizi namun dalam ambang batas ringan dan segera mendapat penanganan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan pantauan dari puskesmas setempat,'' kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Masitah, Senin (28/2/2022).
Malnutrisi adalah kondisi ketika asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan harian tubuh. Dalam hal ini baik kekurangan atau kelebihan makro (karbohidrat, protein, dan lemak) atau mikronutrien (vitamin dan mineral).
Dia mengatakan penyebab masyarakat Kaltim kekurangan gizi karena ketidaktahuan tentang menu gizi seimbang, pola asuh anak dengan benar ataupun faktor ekonomi yang rendah.
"Misalnya di suatu daerah di pesisir laut yang banyak menghasilkan ikan namun karena ketidaktahuan tentang gizi yang terkandung dalam ikan tersebut atau pun karena desakan ekonomi ikan tersebut dijual untuk memenuhi kebutuhan lainnya," terangnya.
Dia mengungkapkan mayoritas kurangnya asupan gizi di Kaltim saat ini terjadi pada usia balita. Hal ini terlihat saat pengukuran dan pemantauan pertumbuhan.
Dia pun mengimbau agar orang tua balita setiap bulan dapat melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anaknya secara teratur ke posyandu terdekat. Masyarakat juga bisa melakukan pemeriksaan secara mandiri.
Lebih lanjut, pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam menangani masalah persoalan kekurangan gizi. Salah satunya melakukan bimbingan konseling, pemberian PMT dengan pemantauan secara berkala serta koordinasi bersama aparat setempat.
Sementara upaya preventif yang dilakukan yakni meliputi sosialisasi tentang gizi seimbang secara berjenjang dengan melibatkan institusi pendidikan, organisasi profesi dan organisasi masyarakat, serta OPD terkait.
"Kami mengadakan seminar, webiner terkait gizi dan masalah gangguan gizi pada saat keadaan tertentu misalnya Hari Gizi Nasional, Pekan ASI, Hari Kesehatan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat," paparnya.
Dia pun menegaskan, Dinas Kesehatan Kaltim selalu memberikan sosialisasi dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat terkait masalah gizi. Langkah ini melibatkan institusi pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan, terutama saat Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Dia berharap masyarakat lebih memperhatikan pedoman gizi seimbang, mengkonsumsi makanan secara teratur dengan panduan 'Isi Piringku', membiasakan cek kesehatan secara teratur, memperhatikan cara pemilihan, penyimpanan dan pengolahan bahan makanan.
Editor : Dita Angga Rusiana
Artikel Terkait